Bagaimana Neon Menyala ?

Pada akhir tahun 1800-an , seorang ahli kimia Inggris bernama Sir William Ramsey menemukan "neon". Neon sendiri sebenarnya adalah gas yang termasuk kelompok gas mulia yang tak berwarna dan lembam . Sampai saat Ramsey menemukannya , gas ini dengan tenang mengurusi dirinya sendiri sebagai bagian dari atmosfir Bumi .

Belakangan , orang-orang lainnya menciptakan lampu neon , dan lampu-lampu iklan neon mulai bermunculan di mana-mana sekitar tahun 1920-an.

Lampu neon sering digunakan sebagai lampu reklame penunjuk nama toko , restoran , kedai kopi dan sebagainya dengan cahaya warna-warni yang berpendar. Namun , fakta sebenarnya adalah bahwa neon hanya menghasilkan cahaya merah oranye . Warna-warna menyala lainnya dibuat melalui gas-gas lain seperti sodium atau merkuri .

Karena neon berada di udara di sekeliling kita , pada saat ini juga , kamu mungkin menghirupnya sangat sedikit . Akan tetapi anda tidak perlu khawatir akan hal itu , karena perbandingan neon pada atmosfir seperti ini : Dalam satu galon udara , hanya ada sedikit sekali neon untuk dimuat ke dalam biji bunga sesawi . Kalian mungkin bertanya bagaimana memisahkan neon dari gas-gas lain .Untuk memisahkan neon dengan udara selebihnya , udara harus diubah menjadi zat cair .

Sama halnya dengan perubahan air dari gas-uap-menjadi zat cair ketika suhu diturunkan , udara juga mengalami hal serupa . Untuk mencairkan neon , para ahli-ahli kimia harus menurunkan suhu udara sampai -210,5°c, Kemudian mereka memisahkan unsur-unsur dalam udara cair dan akhirnya memperoleh campuran nitrogen, helium dan neon.Dengan meningkatkan tekanan dan meurunkan suhu lebih rendah lagi , para ahli kimia menyingkirkan nitrogen sekitar 88.000 kg udara cair harus dikumpulkan untuk mendapat 1 kg neon .

Jika kamu melihat setabug neon cair dingin , kamu akan melihatnya bening dan tidak berwarna .
Lalu , bagaimana neon bisa begitu merah di lampu iklan ?
Gas neon yang terjebak dalam lampu iklan tersebut terdiri dari bermilyar-milyar atom neon(masing-masing atom neon memiliki 10 elektron yang mengorbit pusatnya ). Ketika lampu diyalakan atau dengan kata lain listrik dialirkan sepanjang tabung , elektron-elektronnya berlompatan dari atom ke atom dalam arah yang sama. Begitu pula dengan atom , atom-atom neon pun mengalami eksitasi ( bergejolak ) ketika elektron-elektronnya mendapat semburan energi .

Foton cahaya akan keluar saat setiap elektron dalam atom neon menjadi tenang lagi ( hampir seperti helaan nafas ). Dan ketika foton mengenai mata kita , kita melihat cahaya merah menyala seperti pada lampu iklan tadi.

Fakta lain adalah bahwa gas-gas lain mengeluarkan warna berbeda ketika bergejolak ( eksitasi ) tergantung pada besar energi yang dikeluarkan atom-atomnya . Sebagai contoh pada gas merkuri, yang memiliki 80 elektron dalam setiam atom , menyala biru kalau terjadi gejolak . Satu contoh lainnya adalah gas sodium yang mengeluarkan cahaya kuning terang yang memiliki lebih banyak energi dari merah , tetapi kurang dari biru.

Atom-atom itu sebenarnya sangat mirip lampu-lampu kecil , berkedip nyala padam karena saat arus mengalir melewati lampu neon, beberapa atom jadi bergejolak sementara yang lain kembali normal . Namun karena jumlahnya sangat banyak , gas itu tampaknya menyala terus menerus. Dan ketika lampu dipadamkan , gas neon menjadi kembali seperti semula ( tanpa warna ).


Dikutip dan disunting dari rubrik "How Come".

Related Post: