Secara alami materi-materi putih dan dingin yang terdiri dari partikel-partikel air ini turun di negeri 4 musim setiap musim dingin.
Sama seperti kebanyakan proses hujan, proses turunnya salju juga melibatkan fase penguapan air di dalamnya. Bermula dari uap-uap air yang berkumpul dan mendingin sampai titik kondensasi ( temperatur saat gas berubah wujud menjadi padat atau cair ), uap air ini kemudian membentuk gumpalan-gumpalan melayang yang kita sebut sebagai awan.
Pada saat dimana massa awan terus bertambah seiring "uap-uap air baru" bergabung dengannya, awan akan pecah dikarenakan udara sudah tidak sanggup menahan massa awan tersebut. Saat itu terjadi, partikel-partikel air (murni) akan tumpah dan mulai berjatuhan.Partikel-partikel air yang jatuh dan bersentuhan dengan udara akan terkotori oleh partikel-partikel lain, salah satunya adalah partikel yang disebut "nukleator".
Nukleator bekerja sebagai "pemercepat" fase perubahan partikel yang masih dalam bentuk cair menjadi kristal-kristal es ( selain disebabkan nukleator, pembekuan juga didukung oleh temperatur di bawah awan yang berada di bawa 0 derajat celcius ). Jika temperatur udara tidak sampai melelehkan kristal-kristal es tersebut (temperatur udara rendah), maka partikel-partikel yang telah mengalami fase perubahan akan jatuh ke tanah dalam bentuk kristal-kristal es. Inilah yang kita sebut sebagai salju.
Jika temperatur udara pada tahap perjalanan kristal-kristal es menuju tanah cukup untuk membuatnya menjadi cair kembali ( temperatur udara cukup tinggi ), maka partikel-partikel tadi akan turun sebagai hujan air.
Perbedaan posisi setiap bagian bumi terhadap matahari telah memaksa salju untuk tidak turun pada semua bagiannya . Pada posisinya , belahan bumi yang satu lebih banyak menerima sinar matahari pada sehingga bersuhu cukup tinggi, sedang belahan bumi yang lain (negeri 4 musim ) menerima lebih sedikit sinar matahari sehingga bersuhu cukup rendah untuk membiarkan kristal-kristal es jatuh ke tanah tetap pada wujudnya.
Referensi: fisikanet.lipi.go.id , wikipedia.org
Sama seperti kebanyakan proses hujan, proses turunnya salju juga melibatkan fase penguapan air di dalamnya. Bermula dari uap-uap air yang berkumpul dan mendingin sampai titik kondensasi ( temperatur saat gas berubah wujud menjadi padat atau cair ), uap air ini kemudian membentuk gumpalan-gumpalan melayang yang kita sebut sebagai awan.
Pada saat dimana massa awan terus bertambah seiring "uap-uap air baru" bergabung dengannya, awan akan pecah dikarenakan udara sudah tidak sanggup menahan massa awan tersebut. Saat itu terjadi, partikel-partikel air (murni) akan tumpah dan mulai berjatuhan.Partikel-partikel air yang jatuh dan bersentuhan dengan udara akan terkotori oleh partikel-partikel lain, salah satunya adalah partikel yang disebut "nukleator".
Nukleator bekerja sebagai "pemercepat" fase perubahan partikel yang masih dalam bentuk cair menjadi kristal-kristal es ( selain disebabkan nukleator, pembekuan juga didukung oleh temperatur di bawah awan yang berada di bawa 0 derajat celcius ). Jika temperatur udara tidak sampai melelehkan kristal-kristal es tersebut (temperatur udara rendah), maka partikel-partikel yang telah mengalami fase perubahan akan jatuh ke tanah dalam bentuk kristal-kristal es. Inilah yang kita sebut sebagai salju.
Jika temperatur udara pada tahap perjalanan kristal-kristal es menuju tanah cukup untuk membuatnya menjadi cair kembali ( temperatur udara cukup tinggi ), maka partikel-partikel tadi akan turun sebagai hujan air.
Perbedaan posisi setiap bagian bumi terhadap matahari telah memaksa salju untuk tidak turun pada semua bagiannya . Pada posisinya , belahan bumi yang satu lebih banyak menerima sinar matahari pada sehingga bersuhu cukup tinggi, sedang belahan bumi yang lain (negeri 4 musim ) menerima lebih sedikit sinar matahari sehingga bersuhu cukup rendah untuk membiarkan kristal-kristal es jatuh ke tanah tetap pada wujudnya.
Referensi: fisikanet.lipi.go.id , wikipedia.org
0 komentar:
Posting Komentar